Biofouling dalam sistem air pendingin sirkulasi terbuka dapat menyebabkan korosi biologis (biological corrosion) yang dimulai dengan pertumbuhan slime. Hal ini dapat meningkatkan konsumsi energi dan menurunkan pertukaran panas sehingga nantinya dapat menurunkan efisiensi sistem menara pendingin (cooling tower). Biofouling pada cooling tower menyebabkan kegagalan pada pembangkit listrik (power plant). Jenis mikroorganisme biofouling umum yang menyebabkan biofouling di sistem menara pendingin adalah lumut, bakteri, dan jamur. Oleh karena itu, penting untuk mengantisipasi pertumbuhan lumut.
Anda bisa menggunakan alat Pyxis Lab Handheld EM-400 In-Vivo Chlorophyll-a Fluorometer untuk mengantisipasi pertumbuhan lumut. Alat portabel ini merupakan solusi efektif untuk mengukur konsentrasi klorofil-a in-vivo (in-vivo chlorophyll-a) pada lumut. Selain hasil yang akurat, desain ergonomis Pyxis Lab Handheld EM-400 juga mempermudah penggunaannya di lapangan. Berikut keunggulan alat Pyxis Lab Handheld EM-400:
- Kalibrasi EM-400 dengan menggunakan sampel lumut dan dengan larutan klorofil-a dari Pyxis Lab. Proses ini memastikan hasil yang akurat;
- EM-400 mengompensasi gangguan warna dan kekeruhan sampel sehingga hasil pengukuran tetap akurat;
- EM-400 mudah dioperasikan langsung tanpa perlu kuvet atau reagen membuat EM-400 sangat user-friendly. Penggunaannya menjadi lebih praktis;
- Kemampuan Bluetooth untuk transfer data secara nirkabel (wireless) melalui aplikasi uPyxis Mobile dan Desktop.
Kesimpulan
Pertumbuhan lumut memainkan peran penting dalam kinerja dan keandalan cooling system. Oleh karena itu, Pyxis Lab Handheld EM-400 In-Vivo Chlorophyll-a Fluorometer merupakan solusi efektif untuk pengujian air di cooling tower. Selain itu, alat portabel ini dapat menyediakan data analisis yang akurat dan ekonomis.